BAGAIMANA MENYELESAIKAN KONFLIK RUMAH TANGGA TANPA KEKERASAN
- Aisyah Nurcholish
- 15 Jul 2022
- 2 menit membaca
Diperbarui: 9 Nov 2022
Pernahkan anda mendapati diri Anda mengatakan sesuatu kepada pasangan anda seperti, "Bisakah kita tidak bertengkar tentang hal itu?" atau "Jangan pernah bertengkar, oke?" Tapi, apakah benar bahwa konflik itu hal yang buruk dalam hubungan rumah tangga? Selain belajar parenting, anda dan pasangan sebagai orang tua wajib untuk belajar tentang menyelesaikan konflik dalam hubungan, supaya anak anda tidak merasakan akibat dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

Kekerasan Adalah Masalah Utama, Bukan Konflik Itu Sendiri
Konflik merupakan aspek penting dalam setiap hubungan rumah tangga. Sedangkan kekerasan adalah berteriak, berkata kasar, menghina, melempar benda, menampar, dan memukul. Konflik itu pasti akan ada, namun kekerasan tidak dapat ditoleransi.
Pisahkan Kekerasan dari Konflik
Resolusi konflik adalah keterampilan yang dipelajari. Kita tidak dilahirkan untuk mengetahui bagaimana melakukannya, tetapi kita dapat mempelajarinya dan melatih skil tersebut.
Jika kita ingin memiliki hubungan cinta yang sukses dan mengajar anak-anak kita untuk melakukan hal yang sama, kita harus belajar bagaimana menyelesaikan konflik dengan tenang dan kepala dingin. Supaya, anak tidak belajar bahwa konflik sama dengan kekerasan, padahal sejatinya berbeda.
Kenali Pola Reaksi Anda
Apa reaksi pertama anda ketika anda dan pasangan tidak setuju dengan pendapat satu sama lain? Apakah argumen dengan pasangan anda berakhir dengan teriak dan membanting pintu? Jika iya, maka konflik akan berubah menjadi kekerasan. Reaksi yang anda keluarkan tatkala terjadi konflik sangat penting untuk dikendalikan. Begitu pula pasangan anda.
Hindari Perilaku Manipulatif
Ada orang-orang yang tidak melakukan kekerasan fisik atau verbal, akan tetapi kalau ada konflik, mereka menghindar dan cenderung diam. Mendiamkan pasangan dengan tujuan membuat konflik reda termasuk perilaku manipulatif. Ironisnya, perilaku manipulatif memang tampaknya tidak agresif seperti memukul dan berteriak, tapi itu termasuk kekerasan emosional.
Ketika anda malah menghindari konflik, anda memberikan silent treatment kepada pasangan anda. Silent treatment merupakan kekerasan emosional yang dapat menyebabkan pasangan anda bingung, cemas, dan berpikir bahwa dia adalah manusia yang buruk. Silent treatment dapat membuat luka batin yang dapat berujung pada trauma.
Baca Juga: Tanda Pasangan Abusif yang Jarang Diketahui
Datang Ke Konseling Ketika Konflik Perlu Penengah
Sudah banyak terapis dan psikologis yang menyediakan konseling rumah tangga. Konseling bukan hanya bermanfaat untuk orang-orang yang menderita penyakit mental, tetapi untuk maintain hubungan anda dalam berumah tangga. Ketika konflik anda dan pasangan tidak membuahkan solusi, maka pihak penengah yang netral dan profesional dapat memberikan anda dan pasangan anda sudut pandang lain. Walhasil, menemukan solusi dari konflik tersebut akan lebih muda.
Itulah tips dari Amanda Daycare bagaimana cara menyelesaikan konflik secara sehat dengan pasangan anda. Share artikel ini ke teman atau saudara yang sudah berumah tangga.
Amanda Daycare adalah tempat penitipan anak pertama di KIIC atau Karawang International Industrial City, sebuah kawasan industri yang terletak di Karawang, Jawa Barat, sekitar 30 kilometer dari Jakarta. Jika Anda bekerja di KIIC atau karyawan salah satu perusahaan di KIIC, dan Anda membutuhkan tempat penitipan anak, jangan ragu untuk menghubungi kami. Silahkan kunjungi halaman kontak kami untuk informasi lebih lanjut.
Komentar